Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 59



Bab 59

Agatha melihat wajah dingin Harvey dari samping. Harvey tidak suka menunjukkan hubungannya dengan Selena di depan umum, apalagi mereka sudah bercerai. Hanya karena Lewis menggantikan Selena untuk minum, kenapa Harvey menjadi marah?

Agatha menatap Selena dengan penuh kebencian. Tampaknya perceraian saja tidak cukup, Selena masih menjadi orang yang dicintai Harvey.

Posisi Lewis menjadi sangat canggung. Seluruh ruangan pun menjadi hening, tidak ada yang berani mengganggu Harvey pada saat ini.

Lewis mengerti maksud Harvey. Harvey menginginkan agar Lewis segera menyingkir dan melepaskan Selena sepenuhnya. 4

Jika yang berada di bawah ancaman Harvey ini adalah orang lain, pasti orang itu sudah

menyerah. Yang ada dalam pikiran Lewis semua hanyalah tentang Selena, termasuk segala

kesedihan dan kegembiraan yang dirasakan Selena. Tidak ada yang tahu bahwa Lewis telah jatuh

cinta pada Selena sejak dia bertemu Selena pertama kalinya.

Pada saat itu, sosok Selena tampak bersinar seperti matahari di pagi hari, begitu indah dan penuh

semangat.

Sayangnya, saat itu Lewis sibuk dengan urusan kelulusannya. Dia juga harus pergi ke luar negeri

untuk melanjutkan studi, sehingga dia hanya bisa mengubur perasaan ini di dalam hatinya.

Ketika kembali dari luar negeri, dia mengetahui bahwa Selena telah cuti kuliah dan menikah. Ketika Lewis bertemu dengannya lagi, Selena sudah kehilangan auranya yang dulu.

Seperti pohon layu yang sudah tersedot habis nutrisinya, perlahan—lahan menuju kematian.

Lewis akhirnya berhasil menunggu hingga Selena bercerai. Meskipun hanya bisa menemaninya untuk sementara waktu, Lewis tetap merasa bahagia.

Lewis adalah seorang pria yang sejak kecil selalu taat pada aturan, berpegang pada prinsip, dan tidak pernah melakukan hal yang nyeleneh. Kali ini, untuk pertama kalinya dia berani maju demi hati sendiri. Lewis mengabaikan ancaman Harvey, Sepasang mata hitamnya tampak jernih dan

tegas.

“Aku rasa Pak Harvey tidak berhak menentukan aku pantas atau tidak bersama Selena. Tunangan Pak Harvey masih ada di samping. Kamu seharusnya lebih memperhatikan Nona Agatha. Tidak peduli apakah Selena akan menerimaku atau tidak, aku akan tetap melindunginya dengan baik. Aku pasti tidak akan menyakitinya seperti yang dilakukan mantan suaminya.”

Setelah selesai berbicara, Lewis menengadah dan menghabiskan sisa anggur Selena. Gelas anggur itu diletakkannya di atas meja dengan keras, lalu dia menggandeng tangan Selena sambil

berkata, “Hari sudah larut, aku akan mengantar Selena pulang dulu. Kalian masih harus membicarakan kerja sama, jadi aku tidak ingin mengganggu.”

Olga hampir bertepuk tangan dan bersorak. “Dokter Lewis keren sekali!” serunya dalam hati. Selena sangat menyadari bahwa tindakan Lewis yang seperti itu hanya akan memperburuk keadaan. Jika dia pergi dengan Lewis, Keluarga Martin akan menghadapi bencana besar. Awalnya Selena masih ingin tetap berada di sana. Bagaimanapun, Lewis adalah pria yang

bersikap sopan dan berpendidikan, serta merupakan pria yang gagah dan tangguh. Dengan mudah, Lewis dapat menariknya pergi.

Selena menatap Lewis dengan cemas sambil berkata, “Kak Lewis, kamu...”

Lewis dengan lembut menatap Selena, lalu meletakkan jari telunjuknya di bibir, mengisyaratkan agar Selena diam saja.

Saat mereka berdua pergi dari ruang VIP itu, Selena tidak melihat ekspresi Harvey. Namun, Selena sudah bisa menebaknya, sehingga dia pun dengan cemas berkata, “Kak Lewis, kamu tidak seharusnya menantangnya. Dia orang yang tidak bisa diusik. Kamu hanya beruntung tidak terluka dalam kecelakaan mobil waktu itu. Kamu jelas—jelas memahami situasiku, aku tidak mungkin menyukai ....

Lewis menarik Selena ke dalam pelukannya, lalu menatap Selena dengan lembut dan berkata, Selena, aku tahu, aku tahu semuanya. Aku sudah dewasa dan aku tahu apa yang aku lakukan. Harvey memang pemarah dan sifatnya tidak bisa ditebak, tetapi dia bukanlah seorang raja yang bisa bertindak semena—mena. Meskipun dia marah, paling—paling dia hanya bisa

melampiaskannya kepadaku, dia tidak mungkin sampai mengganggu keluargaku. Aku sudah

memikirkan konsekuensi dari kata—kataku.”

Selena mengerutkan keningnya dan ingin menjelaskan. “Tidak, Harvey tidaklah seperti yang dipikirkan orang,” ungkapnya dalam hati.

Setidaknya, dulu Harvey akan menjadi gila jika ada yang membicarakan tentang Selena. Suatu hari, Selena pernah dihadang oleh seorang kakak kelas di sebuah gang. Si kakak kelas ini ingin menyatakan cinta kepada Selena. Setelah cintanya ditolak, kakak kelas itu pun hendak melakukan hal yang tak pantas terhadap Selena.

Keesokan harinya, Selena mendengar bahwa si kakak kelas itu mabuk dan terjatuh dari gedung, hingga tewas dengan kondisi yang sangat tragis,

Keluarga si kakak kelas tersebut menyalahkan Selena atas kejadian tersebut. Mereka datang ke sekolah dan membuat keributan, bahkan menampar Selena.

Beberapa hari kemudian, Selena mendengar bahwa rumah keluarga itu tiba—tiba terbakar dan seluruh keluarga itu tewas. *18 BONUS

Awalnya Selena hanya menganggapnya sebagai kebetulan Tak lama kemudian, Selena melihat bahwa Harvey menggunakan bubuk putih untuk menanam bunga Selena pun penasaran, hingga kemudian dia ingin melihat bubuk apa itu sebenarnya Dia pun terkejut ketika mendengar bahwa bubuk itu adalah abu tulang.

Pada saat itu, Selena baru tahu bahwa keluarga itu bukan hanya mati, bahkan tulang—tulang mereka juga dihancurkan sampai menjadi abu.

Harvey adalah orang yang sangat kejam. Sosoknya memang bagaikan seorang raja kejam yang bisa berbuat apa pun dengan semena-mena.This content provided by N(o)velDrama].[Org.

Recharge Promo: 1000 Bonus Free


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.