Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 73



Bab 73

Selena menatap ke arah bulan yang tampak pucat dan suram, sama seperti hidupnya yang sekarang, penuh kesedihan dan keputusasaan.

Selena benar-benar tidak ingin lagi terlibat dalam emosi Harvey yang berubah-ubah. Setelah mati, semua cinta dan kebencian akan lenyap. Jika dia tidak ada lagi di dunia ini, apakah obsesi

Harvey juga akan hilang?

Selena tidak menyangka bahwa Harvey akan menyelamatkannya pada saat terakhir. Harvey mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menerjang dan meraih tangan Selena sebelum terjatuh.

Anak yang sedang tidur juga terkejut dengan kejadian yang tiba—tiba itu. Harvest dengan cepat merangkak ke tepi tempat tidur, lalu meluncur menuruni tepi tempat tidur. Setelah itu, dia berlari keluar dari kamar pasjen dengan kaki pendeknya, langsung menuju ke arah Alex.

Alex sedang merokok di luar. Ketika melihat anak kecil berjalan ke arahnya dengan langkah tertatih-tatih, Alex pun segera memadamkan rokoknya.

Dia berjongkok, lalu bertanya dengan sabar, “Dik, kenapa kamu keluar?” Anak kecil itu berkata dengan cemas, “Ibu menangis ...

Harvest berusaha berkomunikasi dengan bahasa tubuh. Alex tidak mengerti apa yang ingin disampaikan anak itu, sehingga dia pun berdiri dan menggendong anak itu. “Aku akan

mengantarmu kembali, di luar dingin, jangan sampai kamu kedinginan,” ujarnya.

Di tepi jendela, saat ini Harvey dengan kuat memegangi tangan Selena. Selena masih menatapnya dengan raut wajah yang datar. “Harvey, bukankah kamu membenciku? Jika aku mati, bukankah kamu bisa membalas dendam untuk adikmu?” tanya Selena.

Harvey memiringkan tubuhnya ke arah luar jendela. Urat—urat di lengan dan di dahinyanya tampak menonjol. Dia menggenggam tangan Selena lebih erat lagi. “Selena, kalau kamu beran mati, aku akan membuat ayahmu mati bersamamu!” seru Harvey.

Selena pun berkata sambil tersenyum datar, “Ayahku sudah koma, mungkin tidak akan pernah sadar lagi. Kematian mungkin adalah sebuah pembebasan baginya.”

“Siapa bilang dia tidak akan bangun? Aku sudah menemukan jejak Leo. Asalkan dia yang melakukan pembedahan, ayahmu memiliki peluang 80% untuk bangun. Kamu adalah lulusan kedokteran, seharusnya kamu pernah mendengar nama besar Leo.”

Akhirnya tampak adanya perubahan di wajah Selena. Harvey dengan cermat berusaha tetap memegangi Selena sambil terus membujuknya, “Aku pernah membencimu dan juga membenci

ayahmu, tetapi sekarang Keluarga Bennett telah hancur. Ayahmu tidak sadarkan diri, dan kita juga telah berpisah. Aku tidak membencimu lagi.” +15 BONUS

Sebutir tetesan hujan yang melayang terjatuh di bulu mata Selena yang panjang, hingga membuat bulu mata Selena menjadi seperti sayap kupu—kupu rapuh yang gemetar.

“Harvey, kamu sudah memiliki keluarga baru, aku sudah tidak memiliki keterikatan lagi dengan dunia ini. Lepaskan aku, ini lebih baik untuk kita berdua.”

Selena tahu bahwa Harvey hanya berkompromi untuk sementara waktu. Selena tahu bahwa Harvey hanya berkompromi untuk sementara waktu. “Kita tidak bisa kembali, sejak awal sudah tidak bisa kembali.”

Harvey menggenggam pergelangan tangan Selena yang berlumuran darah. Wajah tampannya itu tampak ketakutan, hal seperti ini sangat jarang terjadi.

Selena tersenyum lebar sambil berkata, “Ternyata kamu juga takut aku mati. Jika aku mati, apakah kamu akan selalu mengingatku?”

“Tanpa izinku, mana boleh kamu mati? Aku akan menarikmu, kamu ikutlah aku ke atas.”

Harvey ingin menarik Selena ke atas. Kebetulan Alex juga baru datang. Saat melihat pemandangaan ini, jiwanya Alex seakan— akan hampir menghilang karena terkejut.

Setengah tubuh Harvey sudah keluar jendela, sangat berbahaya.

Intinya adalah Selena tidak memiliki harapan untuk bertahan hidup, hal ini menambah kesulitan untuk menyelamatkannya. Alex dengan cepat menelepon untuk memberi instruksi kepada pengawal.

Kemudian dia meletakkan Harvest di tempat tidur, lalu bergabung juga dengan “medan perang*.

Nyonya, kenapa berpikiran sempit? Jika kamu mengatakannya, Pak Harvey pasti akan menyetujuinya. Jangan mempermainkan nyawamu sendiri. Kamu masih sangat muda dan kamu masih memiliki jalan yang panjang di masa depan.”

Dengan bergabungnya Alex, tubuh Selena perlahan—lahan terangkat. Harvey pun perlahan-lahan menegakkan punggungnya.

Akan tetapi, keputusan Selena telah bulat. Dia lebih memilih untuk mati daripada terus disiksa oleh Harvey.

“Alex, jalan yang ingin aku lalui sudah putus sejak lama.”

Selena tiba—tiba melepaskan satu tangannya. Situasi yang baru saja tadi membaik, tiba—tiba menjadi berbahaya lagi.

“Nyonya!”

Tubuh Harvey tertarik ke bawah lagi, tetapi dia tidak mengendurkan tangannya sedikit pun. Satu tangan yang tersisa seolah—olah adalah harapan terakhirnya.

714

Dia panik, sangat panik

Meskipun pernah berkali-kali berhadapan dengan kematian, Harvey tidak pernah merasakan ketakutan seperti saat ini. Saat ini, barulah dia tahu apa arti Selena baginya

“Seli, jika kamu berani mati, aku akan membuat Keluarga Martin bangkrut Kamu sendiri tabu. aku selalu memegang ucapanku.” “Harvey, sampai mati pun kamu masih seperti ini, selalu keras kepala.”

Selena tersenyum sambil berkata, “Harvey, kamu tidak bisa mengancam orang yang mati Aku sudah mati, bagaimana aku bisa peduli pada orang lain?”

“Mengapa harus mati? Kalau kamu ingin mati, tidak perlu menunggu sampai hari ini. Kenapa tidak melakukannya setahun yang lalu saat Keluarga Bennett bangkrut? Seli, kenapa kamu bisa menjadi seperti sekarang ini?

Harvey tidak mengerti. Dulu Selena selalu menghadapi kesulitan apa pun dengan gigih, tidak akan pernah menyerah selamanya. Akan tetapi, mengapa sekarang dia menjadi seperti ini?Exclusive © content by N(ô)ve/l/Drama.Org.

Selena sudah melewati masa—masa tersulitnya Jelas—jelas Harvey sudah memberikannya biaya yang sangat besar agar dia bisa hidup tanpa mengkhawatirkan apa pun, bahkan dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan

“Apa pun yang kamu inginkan, akan kuberikan,” kata Harvey yang akhirnya mengalah

“Harvey, kamu telah menyakitiku sampai seperti ini. Memangnya kamu pikir hanya dengan

mengatakan beberapa kalimat saja, lalu aku bisa memaafkanmu? Apakah kamu mengira aku

nantinya akan berpura—pura menganggap seolah—-olah semua ini tidak pernah terjadi, lalu

memulai hidup yang baru? Kenapa kamu selalu berpikir bahwa dirimu bisa mengendalikan

segalanya?”

“Aku beri tahu kamu, sebenarnya kamu tidak bisa mengendalikan apa pun. Setahun yang lalu. aku didorong Agatha ke dalam air, hanya karena dia bertanya, Kalau kami berdua jatuh ke air

siapa yang akan kamu selamatkan? Bagaimana mungkin aku menggunakan anakku untuk

bertaruh dengannya? Aku memang bisa berenang, tetapi pernahkah kamu memikirkan bahwa aku sedang hamil? Aku bisa mengalami kram di dalam air, dan kakiku tersangkut jaring ikan

Aku hampir mati bersama anakku!”

“Di kamar mandi, aku memohon kepadamu habis—habisan seperti halnya waktu itu Namun kamu masih berpikir bahwa tubuhku akan baik—baik saja Harvey, aku sudah muak dengan kesombonganmu, emosimu yang berubah-ubah, dan sifatmu yang tidak konsisten Kamu tidak

dapat mengendalikan hidupku, dan kamu juga tidak dapat mengendalikan kematianku * Selena menarik tubuhnya dengan kuat, jari-jarinya satu per satu terlepas dari telapak tangan Harvey.

Tidak, Seli.”

“Harvey, betapa baiknya jika aku tidak bertemu denganmu saat itu. Kamu tidak tahu bahwa kamu telah menguasai seluruh masa mudaku. Aku bisa memikirkanmu hingga bertahun—-tahun hanya karena pandangan sekilas itu. Aku terus merindukanmu berkali— kali. Namun, hari ini, jantung ini sudah seharusnya berhenti berdetak demi dirimu.”

Selena berkata sambil bersusah payah menampakkan senyum di wajahnya, “Harvey, kalau ada kehidupan selanjutnya, aku hanya ingin agar tidak bertemu denganmu lagi.”

Setelah mengucapkan kalimat terakhir itu, kelima jari Selena pun terlepas dari telapak tangan Harvey.

“Selamat tinggal, masa mudaku,” ucap Selena dalam hati.

“Harvey, kita jangan bertemu lagi.”

4


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.