Menantu Pahlawan Negara

Bab 82



Bab 82 Delvin Darma 

Jiko panik. 

Tadi dia meremehkan Ardika karena mengendarai Audi A4, tak disangka, sekarang dia malah ditangkap oleh Sigit karena BMW X6 miliknya. 

“Pak Sigit, tolong lepaskan aku, keluargaku adalah ….” C0ntent © 2024 (N/ô)velDrama.Org.

Sebelum dia selesai berbicara, Sigit telah melambaikan tangan untuk menyelanya

“Aku nggak bisa mengendalikanmu, tapi aku akan menceritakan perilaku burukmu ini kepada 

Pak Kairo, ketua Departemen Perhubungan. Tunggu saja, kamu akan dipecat!” 

Wajah Jiko langsung memucar 

Bagus!” 

Para pejalan kaki langsung bersorak–sorai dan bertepuk tangan. 

Setelah semuanya bubar, Sigit menghampiri Ardika untuk meminta maaf

Lupakan saja, masalah kecil.” 

Ardika melambaikan tangannya untuk menyudahi masalah ini. 

Sigit menghela napas panjang. 

“Aku pergi dulu.” 

Ketika Ardika hendak berjalan menuju mobilnya, Elsy membawa Livy menghampirinya. 

Sementara itu, Jiko 

menghentikan Elsy lagi

Zanya berani menonton dari kejauhan dengan kesal, dia tidak berani 

nku datang berterima kasih padamu!” 

“Paman Ardika, Ibu 

Livy langsung memeluk kaki Ardika dengan akrab. 

“Paman–lah yang ingin berterima kasih padamu. Saat semua orang memfitnahku, hanya kamu 

yang terus membelaku.” 

Ardika menggendongnya, dia sangat menyukai gadis kecil ini. 

“Tuan Ardika, terima kasih telah menyelamatkan Livy.” 

Elsy pun membungkuk untuk berterima kasih. Ardika pun berkata, Nona Elsy, panggil aku Ardika saja.” 

“Ardika?” 

173 

+15 BONUS 

Hati Elsy tergerak. Dia memang tidak asing dengan wajah Ardika, tetapi dia tidak menyangka dia akan begitu tidak asing dengan nama ini. 

Dia ragu–ragu sejenak sebelum berkata, “Tuan Ardika, apa kamu kenal Delvin Darma?” 

“Aku punya teman sekolah bernama Delvin.” 

Ardika segera teringat pada pemilik nama ini. 

Saat Ardika bersekolah di Kota Banyuli, ada dua orang yang membuatnya terkesan. 

Tentu saja, salah satunya adalah istrinya, Luna dan yang lainnya adalah Delvin. 

Saat itu, Ardika dan Delvin adalah teman dekat. Ketika Ardika menikah dengan Luna, Delvin sedang bekerja di Wilayah Selatan. Meskipun dia tidak sempat pulang, dia tetap mengirimkan 

hadiah. 

Namun, setelah Ardika ditangkap dan dikurung di rumah sakit jiwa, mereka pun putus kontak. 

Elsy berkata dengan penuh semangat, “Kamu mengenal Delvin. Aku sering mendengarnya menyebutmu, katanya kamu adalah orang yang berjasa dalam hidupnya. Dia juga bilang harus menemukanmu untuk membalas budi. Bahkan ada foto kalian bersama di rumah kami….” 

“Kamu siapanya Delvin?tanya Ardika. 

Elsy tampak tertekan. “Delvin adalah mantan suamiku, Livy adalah anakku dengannya.” 

“Lalu, siapa dia?” 

Ardika melirik Jiko yang berdiri di kejauhan

unan Dian inde 

Jiko yang ditatap oleh Ardika pun gemetaran. Dia mengira Ardika ingin membalas dendam 

padanya. 

“Setelah Delvin meninggal dua tahun lalu, aku menikah dengan Jiko dan Livy dijaga oleh kakek 

neneknya.” 

Terlihat kesedihan di mata Elsy. 

Ardika kaget dan turut berduka. 

Delvin seumuran dengannya, tetapi sudah meninggal di usia muda. 

“Kalau begitu, kemampuanmu dalam menilai orang agak buruk.“ 

Mendengar Elsy menikah dengan Jiko, Ardika langsung mempunyai kesan buruk pada wanita ini. 

Saat ini, aura sombong dan mendominasi menyelimuti wajah Jiko

Kemungkinan besar wanita yang bersedia menikah dengannya hanya menginginkan uangnya. 

+15 BONUS 

Elsy tiba–tiba merasa malu dan dapat merasakan perubahan sikap Ardika padanya

Matanya memerah dan dia pun menggendong Livy dari pelukan Ardika. 

“Tuan Ardika, kalau begitu aku nggak mengganggumu. Aku perlu mengantar Livy kembali ke 

rumah kakek neneknya. Livy, ucapkan selamat tinggal pada Paman Ardika.” 

+


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.