Bab 95
Bab 95 Bekerja Sebagai Permintaan Maaf
“Bos Romi, kami akan mempersilakan 50 anak buahmu yang sedang bekerja di lokasi konstruksi pergi dari sini dengan baik–baik. Korps Taring Harimau yang menyuruh mereka bekerja, nggak ada hubungan dengan Grup Agung Makmur.”
Korps Taring Harimau membantu Grup Agung Makmur, tapi Tuan Besar Basagita malah tidak
merasa bersyukur.
Dia malah merasa kalau Korps Taring Harimau sengaja mencari masalah karena menyuruh anak
buah Romi bekerja di lokasi konstruksi.
Setelah mengenali Tuan Besar Basagita, sikap Romi makin sopan.
“Tuan Besar, kami datang untuk bekerja. Buka pintunya, kami sudah melakukan kesalahan besar. Jadi, Korps Taring Harimau menyuruh kami bekerja adalah tindakan tepat.”
Namun, ketika anggota Keluarga Basagita mendengar ucapan itu, mereka makin ketakutan.
Romi sedang menyindir mereka.
Semakin Romi berkata seperti itu, itu artinya dia makin marah.
Wisnu segera datang ke depan Romi, lalu berkata dengan panik, “Bos Romi, Luna adalah penanggung jawab proyek ini. Dia yang menyetujui semua anak buahmu bekerja di sini, nggak ada hubungan dengan anggota Keluarga Basagita yang lain.”
Tidak ada hubungan?
Setelah tertegun sejenak, Romi baru sadar kalau istrinya Dewa Perang memiliki hubungan yang
buruk dengan anggota Keluarga Basagita.
Melihat Romi tidak bereaksi, Wisnu langsung memelototi Luna sambil berkata dengan marah, Kenapa diam saja? Cepat minta maaf kepada Bos Romi! Semua ini karena kamu.”
Plak!
Sebelum Wisnu selesai bicara, dia tiba–tiba ditampar.
“Bajingan! Siapa kamu? Beraninya kamu menyuruh Nona Luna berlutut?”
Romi menendang Wisnu dengan keras ke tanah. Kemudian, di depan semua orang yang terkejut,
Romi berjalan ke depan Luna, lalu berlutut.
“Nona Luna, aku bersalah karena menyuruh anak buahku untuk mengganggu proyekmu. Aku
pantas mati.”
“Sekarang, aku membawa semua anak buahku untuk datang meminta maaf. Kami juga akan
bekerja secara gratis selama satu bulan sebagai permintaan maaf ”
Buk! Buk!
Dua ratus anak buah yang dibawa Romi juga ikut berlutut.
“Nona Luna, terimalah permintaan maaf dari kami. Biarkan kami bekerja di sini
Dua ratus orang itu berteriak dengan serentak.
Tangan Tuan Besar Basagita yang sedang mengelus jenggot langsung berhenti.
Wisnu yang sedang berlutut juga tertegun.
Yanto dan Wulan juga menatap Luna dengan takut.
Melihat pemandangan mengejutkan ini, semua orang di lokasi konstruksi juga terkejut dan tidak
bisa berkata–kata.
1
Seorang kepala preman seperti Romi, ternyata membawa ratusan anak buahnya untuk berlutut dan meminta maaf kepada Luna. Dia bahkan meminta persetujuan Luna untuk bekerja di lokasi
konstruksi.
Apa yang terjadi?
Luna juga bingung, karena tidak tahu apa yang terjadi.
Luna juga tidak tahu apakah ada kesalahpahaman dalam hal ini, sehingga tidak tahu apakah
harus setuju atau tidak.
Namun, pada saat ini, ponselnya tiba–tiba berdering.
Panggilan telepon dari sahabat baiknya, Tina.
“Luna, aku sudah mengalahkan Romi. Dia seharusnya sudah membawa anak buahnya untuk bekerja di lokasi konstruksimu, ‘kan? Haha, nggak perlu berterima kasih padaku. Siapa suruh
kamu sahabat baikku.”
Setelah itu, Tina langsung mematikan panggilannya.
Mendengar ucapan sahabat baiknya, Luna merasa sangat terharu.
Sebelumnya, Tina sempat ditampar karena membantu Luna. Hal itu membuat Luna merasa
bersalah.
Siapa sangka selain tidak marah, Tina malah membantunya mengalahkan Romi
Setelah menarik napas dalam–dalam, Luna pun berkata, “Bos Romi, aku terima permintaan maaf dari kalian. Selanjutnya, kalian bisa bekerja di sini. Tapi, aku nggak akan meminta kalian menjadi kuli, kalian hanya perlu menjaga keamanan lokasi konstruksi ini supaya nggak ada yang datang
+15 BONUS
bekerja secara gratis selama satu bulan sebagai permintaan maaf.”
Buk! Buk! Content is © 2024 NôvelDrama.Org.
Dua ratus anak buah yang dibawa Romi juga ikut berlutut.
“Nona Luna, terimalah permintaan maaf dari kami. Biarkan kami bekerja di sini.”
Dua ratus orang itu berteriak dengan serentak.
Tangan Tuan Besar Basagita yang sedang mengelus jenggot langsung berhenti.
Wisnu yang sedang berlutut juga tertegun.
Yanto dan Wulan juga menatap Luna dengan takut.
Melihat pemandangan mengejutkan ini, semua orang di lokasi konstruksi juga terkejut dan tidak
bisa berkata–kata.
Seorang kepala preman seperti Romi, ternyata membawa ratusan anak buahnya untuk berlutut dan meminta maaf kepada Luna. Dia bahkan meminta persetujuan Luna untuk bekerja di lokasi
konstruksi.
Apa yang terjadi?
Luna juga bingung, karena tidak tahu apa yang terjadi.
Luna juga tidak tahu apakah ada kesalahpahaman dalam hal ini, sehingga tidak tahu apakah
harus setuju atau tidak.
Namun, pada saat ini, ponselnya tiba–tiba berdering.
Panggilan telepon dari sahabat baiknya, Tina.
“Luna, aku sudah mengalahkan Romi. Dia seharusnya sudah membawa anak buahnya untuk bekerja di lokasi konstruksimu, ‘kan? Haha, nggak perlu berterima kasih padaku. Siapa suruh
kamu sahabat baikku.”
Setelah itu, Tina langsung mematikan panggilannya.
Mendengar ucapan sahabat baiknya, Luna merasa sangat terharu.
Sebelumnya, Tina sempat ditampar karena membantu Luna. Hal itu membuat Luna merasa
bersalah.
Siapa sangka selain tidak marah, Tina malah membantunya mengalahkan Romi.
Setelah menarik napas dalam–dalam, Luna pun berkata, “Bos Romi, aku terima permintaan maaf dari kalian. Selanjutnya, kalian bisa bekerja di sini. Tapi, aku nggak akan meminta kalian menjadi kuli, kalian hanya perlu menjaga keamanan lokasi konstruksi ini supaya nggak ada yang datang
mengganggu.”
Romi terkejut karena tidak menyangka istrinya Dewa Perang tidak menghukumnya, tapi juga
bersikap sangat sopan.
“Jangan sungkan Nona Luna. Kami akan menjadi kuli dan juga satpam. Mulai sekarang, aku adalah anjing penjaga Nona.”