Bab 2275
Bab 2275
Bab 2275 Menghilang
Dewi bersandar di dinding batu dan perlahan mendongak. Matanya yang menyipit terlihat sekelebat cahaya dingin, lalu dia bergumam, “Kalian sudah membunuh Sonny dan Bibi Lauren.”
“Masuk tanpa izin ke penjara bawah tanah harus mati!”
Perwira wanita itu adalah pengawal pribadi Nyonya Presiden. Saat ini, dia sedang memegang pistol dan berjalan perlahan ke arah Dewi.
“Kalian sudah membunuh Sonny dan Bibi Lauren.” Dewi mengulangi perkataan ini, lalu menambahkan. “Nyawa harus dibayar dengan nyawa!”
“Apa?” Perwira wanita itu tertawa terbahak–bahak. “Kamu sedang bercanda? Sekarang kamu punya kemampuan apa untuk membalas kami? Hanya dengan mengandalkan ular hijau itu?”
Dewi tidak mengatakan apa pun, hanya menyipitkan mata dan menatap lurus ke langit….
“Tangkap dia!”
Begitu Perwira wanita itu memerintah, beberapa prajurit langsung melangkah maju dan mau menangkap Dewi….
Namun, saat tangan mereka hendak menyentuh bahu Dewi, sebuah bayangan tiba–tiba datang dan menyerang para prajurit itu dengan ganas….
Dari belakang terdengar teriakan histeris. Selanjutnya, darah segar memercik tubuh Dewi.
Saat dia membuka matanya lagi, di matanya hanyalah aura membunuh yang kuat!
Pengorbanan Bibi Lauren dan Sonny telah membangunkannya.
Dia tidak akan berbaik hati dan penyayang seperti dulu lagi. Itu hanya akan merugikan orang- orang di sekitarnya.
Dia harus kejam dan tegas, tidak akan pernah menunjukkan belas kasihan pada orang yang mencoba menyakitinya.
“Elang, itu elang!”
Seorang prajurit berteriak, yang lain langsung menyadarinya dan buru–buru menembak clang
itu.
Pada saat ini, seseorang menjerit ketakutan, “Astaga!”
Perwira wanita itu menoleh dan melihat. Dia tidak bisa menahan keterkejutannya.
Langit dengan cepat berubah gelap. Tidak jauh dari sana ada banyak binatang yang berlari kencang ke arah sini. Mereka terlihat buas dan ganas.
Dewi merentangkan tangannya seperti dewa yang memanggil binatang buas.
Burung–burung dan binatang buas itu menyerbu dengan ganas dan menggigit perwira wanita itu, serta para prajurit. Mereka belum sempat menembak, tapi sudah tercabik–cabik dulu.
Seketika, tubuh Dewi penuh dengan darah. Dia berjalan maju dengan tatapan kosong, tapi baru saja jalan beberapa langkah, dia sudah pingsan tergeletak di lantai.
Sepuluh menit kemudian….
“Nona Dewi!”
Ketika Jeff datang membawa orang, dia tercengang melihat pemandangan di depannya.
Darah segar dan mayat di mana–mana.
Wezo dan yang lainnya segera mencari Dewi dan Sonny, tapi tidak dapat menemukan mereka di mana pun, sehingga membuat mereka merasa putus asa.
Jeff berkata, “Binatang–binatang ini seharusnya dipanggil oleh Nona Dewi, dia pasti baik–baik saja. Masuk ke dalam dan cari.”
“Baik.”
Mereka lalu masuk ke dalam dan di terowongan menemukan bangkai tubuh Bibi Lauren dan Sonny.
Wezo dan yang lainnya teriak histeris dan memanggil nama Sonny.
Namun, Sonny tidak dapat lagi membalasnya.
Di dalam penjara mereka kemudian menemukan lagi bangkai tubuh Joni dan Muji ….
Sekarang dapat di pastikan Bibi Lauren, Sonny, Joni dan Muji sudah meninggal, sedangkan Dewi menghilang.
Jeff meminta orang untuk membawa mayat–mayat mereka, kemudian membawa beberapa orang untuk mencari Dewi di sekitar.
Namun, hingga larut malam mereka masih belum menemukan Dewi.
Saat Jeff bersiap menambah bantuan orang, Jasper menelepon bertanya keadaan Dewi.
Jeff dengan ragu–ragu bilang Dewi menghilang.
Jasper terkejut, buru–buru menutup speaker dan bertanya, “Bagaimana bisa begitu?”
“Ceritanya sangat panjang
Jeff menceritakan semuanya pada Jasper.
Setelah mendengarnya, Jasper dengan cemas membalas, “Bagaimana ini bisa terjadi?”
“Aku juga sangat gelisah, seharusnya memberitahu Sonny lebih awal, aku juga tidak menyangka mereka begitu tergesa–gesa, bersama Bibi Lauren pergi menyelamatkan Nona Dewi dulu tanpa menungguku kembali.”
Jeff sangat merasa bersalah, “Aku masih di sekitar mencari Nona Dewi, semoga dia baik–baik saja,”
“Kita harus menemukannya, kalau tidak, saat Tuan sadar, maka ….”
“Aku tahu.”Material © of NôvelDrama.Org.