Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 64



Bab 64

Harvey perlahan melepaskan tubuh Selena. “Seli, ingatlah baik—-baik hukumanmu hari ini,” ujar Harvey “Harvey, aku mohon, apa pun yang kamu lakukan, jangan sentuh Keluarga Martin”

“Harvey, lepaskan aku. Jangan tinggalkan aku sendiri, aku takut!”

“Harvey, matikan airnya, aku kedinginan, aku tidak boleh sakit...”

Jawaban untuk Selena hanyalah punggung Harvey yang tak acuh, dan suara pintu yang sudah tertutup. “Jangan tinggalkan aku!”

4

“Aku bersalah, kamu boleh menyiksaku sesukamu, tetapi kamu tidak boleh meninggalkanku sendirian di sini!” “Harvey, aku sangat kedinginan, tolong lepaskan aku. Aku akan menuruti kata-katamu..

“Jangan matikan lampunya, aku takut ...”

Suaranya yang hampir memohon itu membuat Harvey merasa iba sejenak, tetapi perasaan itu segera menghilang. Harvey dengan santai berganti pakaian, kemudian menuruni tangga dengan langkah anggun.

Di aula pertemuan, Agatha mencari-cari ke sana kemari. Dia baru bisa menghela napas lega ketika melihat Selena tidak ada di samping Harvey.

“Harvey, kamu ke mana? Aku mencarimu ke mana—mana.” “Aku tadi ke toilet, ada apa?” Harvey memasang ekspresi yang datar, sehingga tidak ada emosi yang terlihat dari wajahnya.

Agatha mengulurkan tangan untuk menarik Harvey, tetapi Harvey justru menyingkirkan. tangannya sambil tetap menunjukkan ekspresi yang tidak berubah. “Malam ini aku ada janji, nanti biar sopirku yang mengantarmu pulang,” ujar Harvey.

“Baiklah. Kalau begitu, kamu minumlah sedikit saja, lalu pulanglah lebih awal.” Agatha menyembunyikan ketidakpuasannya dan menjawab dengan patuh.

Hari itu, di luar Kantor Catatan Sipil, Harvey tidak setuju untuk menikah. Demi selembar sertifikat itu, Agatha masih harus terus berpura—pura menjadi pasangan yang pengertian dan

setia. “Ya” 415 BONUS

Harvey pergi dengan langkali lebar, sedangkan Agatha segera menyembunyikan senyum di wajahnya. Dalam waktu yang singkat, Harvey sudah berganti pakaian.

Apakah karena setelah ini dia akan menghadiri janji temu dengan rekan bisnisnya? Atau karena Selena?

“Jangan menghalangi jalan!” Olga berjalan dengan sepatu hak tingginya dan hendak di sana lewat. Entah karena alasan apa, ternyata Olga langsung menabrak Agatha hingga terlempar ke samping.

“Olga!”

Olga berjalan tergesa—gesa tanpa berhenti. “Maaf, aku tidak melihat ada orang di depan,” katanya.

Agatha hanya bisa terdiam. Terlihat jelas bahwa Olga sengaja berbuat demikian untuk menyindir Agatha

Agatha masih ingin menanggapinya, tetapi teman-temannya yang lain menariknya kembali.

Olga meninggalkan hotel, lalu dengan cemas menelepon Selena. Awalnya, Olga ingin mengetahui sedikit gosip secara diam— diam. Namun, siapa yang menyangka bahwa ponsel Selena ternyata tidak diangkat?

Saat teringat bahwa tadi Harvey mengikuti Selena dan Lewis pergi, Olga pun merasa cemas,

Olga menghubungi nomor telepon Selena lagi. Namun, setelah mencoba beberapa kali, tetap tidak ada yang menjawab. Dia menjadi sangat cemas sampai memaki dengan suara keras, “Apa yang dilakukan oleh Harvey bajingan itu?!”

“Apakah kamu mencariku?” Tiba—tiba terdengar suara bernada dingin di telinganya.

Olga terkejut dan langsung menoleh. Tampak Harvey sedang duduk di bawah pohon sambil mengisap sebatang rokok di mulutnya. Api dari pemantik api tampak seakan sedang melompat- lompat di wajahnya yang dingin.

Di mata Olga, wajah yang sangat tampan itu tampak seperti malaikat pencabut nyawa.

Harvey mengembuskan asap putih dari mulutnya lalu, berkata dengan perlahan, “Aku sudah lama menunggumu, Olga.”

Bab 65 Còntens bel0ngs to Nô(v)elDr/a/ma.Org


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.